Kanker payudara merupakan tumor ganas yang menyerang jaringan payudara. Seperti, kelenjar susu, saluran kelenjar dan jaringan penunjangnya. Hal ini terjadi karena adanya pembelahan dan pertumbuhan sel di dalam payudara yang tidak terkontrol. Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak diderita oleh wanita di Indonesia, yaitu sebanyak 30,8% dari seluruh kasus kanker pada tahun 2020 dan 20,4% diantaranya berakhir dengan kematian. Berdasarkan Survei Kesehatan Nasional, Provinsi Yogyakarta, termasuk ke dalam provinsi yang memiliki pravalensi kanker lebih dari dua kali lipat dari pravalensi nasional, dengan angka kejadian kanker payudara pada posisi pertama.

Berikut faktor risiko individu yang dapat menyebabkan terjadinya kanker payudara:

  1. Pola makan yang buruk
  2. Gaya hidup, seperti perokok aktif maupun pasif
  3. Indeks masa tubuh (BMI)
  4. Riwayat reproduksi, seperti haid pertama pada usia kurang dari 12 tahun dan melahirkan anak pertama setelah usia 35 tahun
  5. Komorbiditas; dan
  6. Faktor genetik, contohnya terdapat anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit kanker

Tingginya angka kematian akibat kanker payudara disebabkan oleh kurangnya deteksi dini, termasuk skrining dan penegakan diagnosis tepat waktu. Deteksi dini penting karena memungkinkan perawatan yang lebih hemat biaya dengan hasil yang lebih baik ketika kanker teridentifikasi secara lokal. Selain itu, kurangnya skrining dan diagnostik menjadi salah satu hambatan utama dalam melakukan penanganan pada kanker payudara. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:

  1. Adanya keterbatasan pengetahuan masyarakat mengenai deteksi dini
  2. Kurangnya urgensi pasien untuk mencari perawatan medis
  3. Keterbatasan akses ke fasilitas kesehatan
  4. Ketidakkonsistenan dalam kepatuhan profesional perawatan kesehatan terhadap pedoman untuk melakukan prosedur skrining dan diagnostik.

Faktor-faktor tersebut berkontribusi dalam keterlambatan deteksi kanker payudara di Indonesia sehingga menyebabkan penanganan penyakit kurang optimal. Untuk menemukan kanker payudara pada stadium yang lebih dini, penting bagi masyarakat untuk waspada dan mampu melakukan deteksi dini kanker payudara dengan dua hal, yaitu:

  1. SADARI: Pemeriksaan Payudara Sendiri.
  2. SADANIS: Pemeriksaan Payudara secara Klinis yang dilakukan oleh tenaga profesional kesehatan.

Berikut merupakan langkah-langkah dari Yayasan Kanker Indonesia yang dapat dilakukan saat melakukan SADARI 7-10 hari setelah menstruasi.

  1. Berdiri tegak. Perhatikan bila ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit payudara serta pembengkakan atau perubahan pada puting. Tidak perlu cemas apabila bentuk payudara kanan dan kiri tidak simetris karena itu normal.
  2. Angkat kedua lengan ke atas sampai kedua lengan berada di belakang kepala dan tekan ke depan, ulangi pemeriksaan seperti langkah awal.
  3. Tekanlah kedua tangan anda kuat-kuat pada pinggul dan gerakan kedua lengan dan siku ke depan sambil mengangkat bahu. Hal ini akan menegangkan otot-otot dada dan perubahan-perubahan seperti cekungan dan benjolan akan terlihat.
  4. Angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang bagian atas punggung. Dengan menggunakan ujung jari tangan kanan, raba dan tekan area payudara, perhatikan seluruh bagian payudara kiri hingga ke area ketiak. Lakukan gerakan atas-bawah, gerakan lingkaran dan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke puting, dan sebaliknya. Ulangi gerakan yang sama pada payudara kanan.
  5. Pencet pelan-pelan daerah sekitar puting kedua payudara dan perhatikan apakah keluar cairan yang tidak normal.
  6. Berbaringlah dengan tangan kiri di bawah kepala. Letakkan bantal kecil di bawah bahu kanan. Rabalah seluruh permukaan payudara kiri dengan gerakan seperti pada langkah pertama. Lakukan pada pemeriksaan yang sama seperti di atas pada payudara kanan.
  7. Berilah perhatian khusus pada payudara bagian atas dekat ketiak kanan dan kiri seperti pada gambar sebab di daerah tersebut banyak ditemukan tumor payudara.

Daftar Pustaka

Icanervilia, A. V., Choridah, L., Van Asselt, A. D. I., Vervoort, J. P. M., Postma, M. J., Rengganis, A. A., & Kardinah, K. (2023). Early Detection of Breast Cancer in Indonesia: Barriers Identified in a Qualitative Study. Asian Pacific journal of cancer prevention : APJCP, 24(8), 2749–2755. https://doi.org/10.31557/APJCP.2023.24.8.2749

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016, November 7). Enam Langkah SADARI untuk Deteksi Dini Kanker Payudara. Kementerian Kesehatan. https://p2ptm.kemkes.go.id/tag/enam-langkah-sadari-untuk-deteksi-dini-kanker-payudara

Ng, B., Puspitaningtyas, H., Wiranata, J. A., Hutajulu, S. H., Widodo, I., Anggorowati, N., Sanjaya, G. Y., Lazuardi, L., & Sripan, P. (2023). Breast cancer incidence in Yogyakarta, Indonesia from 2008-2019: A cross-sectional study using trend analysis and geographical information system. PloS one, 18(7), e0288073. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0288073

Unit Pelayanan Kesehatan KEMENKES RI. (n.d.). Deteksi Dini Kanker Payudara dengan SADARI dan SADANIS. UPK Kemkes. Retrieved July 22, 2024, from https://upk.kemkes.go.id/new/deteksi-dini-kanker-payudara-dengan-sadari-dan-sadanis

Yayasan Kanker Payudara Indonesia. (2020). Sadari (Periksa Payudara Sendiri). Yayasan Kanker Payudara Indonesia. https://www.yayasankankerpayudaraindonesia.org/content/2621/Sadari-Periksa-Payudara-Sendiri/


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.