Oleh : Arini Septaningtyas (DD 33)
Apa yang sering anda pikirkan apabila mendengar kata anemia? Mungkin, kebanyakan orang akan mengaitkannya dengan kekurangan darah, konsumsi zat besi, hingga rasa lemah, lesu, pusing, dan tidak bertenaga. Hal itu tentu tidak salah. Anemia sendiri didefinisikan sebagai keadaan defisiensi atau kekurangan sel darah merah yang berhubungan dengan penurunan kadar.
Hemoglobin (Hb) yang mengakibatkan kapasitas darah sebagai pembawa oksigen berkurang (Chisholm-Burns,2016). Padahal, hemoglobin merupakan salah satu senyawa endogen tubuh yang berfungsi untuk mengikat oksigen dan merah sehingga, jika tubuh kekurangan hemoglobin, seluruh mengangkutnya ke seluruh tubuh lewat bantuan sel darah tubuh akan kekurangan oksigen pula dan anda akan merasa kelelahan sebagai salah satu manifestasi klinisnya. Menurut WHO, anemia didefinisikan sebagai keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) <12,0 g/dL pada wanita dan <13,0 g/dL pada pria. Namun, variasi nilai Hb tidak bergantung pada jenis kelamin saja tetapi juga bergantung pada etnis dan status fisiologis (Cappellini, 2015).
Secara garis besar, anemia dapat disebabkan karena beberapa hal. Menurut Harmening (2009), anemia disebabkan karena peningkatan destruksi sel darah merah (contohnya pada penyakit gangguan sistem imun talaemia), penurunan produksi sel darah merah, hingga kehilangan darah dalam jumlah besar contohnya pada perdarahan pasca operasi, menstruasi, hingga kecelakaan. Salah dua faktor yang meningkatkan risiko terjadinya anemia ialah kekurangan nutrisi dan vitamin seperti asupan zat besi, asam folat (vitamin B9), dan kobalamin (vitamin B12), hingga adanya gangguan usus sehingga penyerapan nutrisi dan vitamin berkurang.
Beberapa gejala yang dapat terjadi pada penderita anemia diantaranya kelelahan, badan lemas dan lesu, kulit pucat, mata berkunang-kunang, jantung berdebar lebih kencang, sesak nafas, hingga gejala yang dapat mengancam nyawa seperti gagal jantung, angina (nyeri dada akibat penyakit jantung). Anemia sendiri dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebabnya yakni:
1. Anemia defisiensi zat besi
Anemia jenis ini ditandai dengan kekurangan zat besi dalam tubuh dimana zat besi berperan dalam pembentukan sel darah merah sehingga apabila terjadi defisiensi, dapat menyebabkan anemia.
2. Anemia hemolitik
Terjadi ditandai dengan penurunan angka hemoglobin dan hematokrit. Hal ini terjadi ketika sumsum tulang tidak mampu untuk membuat cukup sel darah merah dalam rangka menggantikan sel darah merah yang telah rusak.
3. Anemia aplastik
Anemia jenis ini diakibatkan oleh rusaknya sel induk di sumsum tulang dan salah satu gejala khasnya ialah adanya ruam menyerupai bintik/bercak merah yang ada pada area leher, kaki, dan lengan
4. Anemia pernisiosa
Anemia jenis ini disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dikarenakan tubuh tidak dapat menyerap vitamin B12 yang masuk sehingga tubuh kekurangan vitamin B12. Salah satu hasil lab yang menandakan penyakit ini ialah kadar serum B12 dalam tubuh rendah atau dengan test yang disebut Schilling test dimana test ini bertujuan untuk menilai seberapa baik tubuh menyerap B12 dari saluran gastrointestinal. Dikatakan anemia pernisiosa jika Schilling test menunjukkan hasil positif (+).
5. Anemia defisiensi folat
Terjadi jika nilai hasil laboratorium berupa serum folat bernilai sangat rendah dan terjadi karena kekurangan asupan asam folat dimana asam folat berperan vital sebagai salah satu senyawa yang berpartisipasi dalam pembuatan sel darah merah yang sehat
Anemia memiliki beberapa pengatasan yang dapat diambil sesuai dengan jenisnya seperti pemberian asam folat dan vitamin B12 baik secara oral maupun secara parenteral (disuntikkan), ESA atau Erythropoiesis-stimulating agents yang bekerja dengan meningkatkan pembentukan sel darah merah, hingga terapi tanpa obat seperti transfuse darah. Kesemua hal ini harus dikonsultasikan kepada dokter, apoteker, atau tenaga kesehatan terkait untuk menentukan terapi apa yang paling cocok untuk kita dan apa saja pengatasan dari penyakit tersebut.
Selain menggunakan terapi obat-obatan, kita juga bisa mengatasi anemia defisiensi zat besi, vitamin B12, dan asam folat dengan pola pengaturan diet/makanan yakni mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak zat tersebut seperti zat besi bisa didapatkan dari daging- dagingan, daging unggas, ikan,kuning telur, gandum, dan tiram asam folat bisa didapatkan dari (Dipiro, 2015). Sedangkan sumber sayur-sayuran hijau, hati ayam, ragi, dan buah-buahan seperti jeruk, pepaya, dan stroberi. Terakhir, makanan yang banyak mengandung vitamin B12 ialah kacang-kacangan, kerang, kepiting, hingga ikan sarden.
Ada banyak buah-buahan yang dapat dikonsumsi sebagai penambah darah loh! Diantaranya ialah buah semangka yang mengandung zat besi sehingga bisa meningkatkan sel darah merah. Selain zat besi, semangka juga mengandung vitamin C yang diperlukan oleh tubuh untuk penyerapan zat besi. Buah berikutnya ialah jeruk, lemon, dan golongan buah sitrus lain yang mengandung asam folat sebesar 31,5 mcg juga memiliki kandungan vitamin C yang tinggi sehingga membantu penyerapan zat besi pada tubuh. Alternatif lain juga bisa dengan mengkonsumsi pepaya, alpukat, dan anggur yang ketiganya mengandung asam folat.
Setelah mengetahui serba-serbi tentang anemia, yuk bersama mencegah penyakit inidengan mengkonsumsi buah-buahan teratur, menerapkan pola makan sehat, dan terus berolahraga ya!
Daftar Pustaka:
- Cappellini MD, Motta I, Anemia in Clinical Practice-Definition and Classification: Does Hemoglobin Change With Aging? Semin Hematol, 2015 Oct;52(4):261-9. doi: 10.1053/j.seminhematol.2015.07.006 https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26404438 diakses pada 11 April 2021
- Chisholm-Burns M.A., Schwinghammer T.L., Wells B.G., Malone P.M., Kolesar J.M. and Dipiro J.T., 2016, Pharmacotherapy Principles and Practice, Mc Graw-Hill Companies, New York.
- DiPiro J.T., Wells B.G., Schwinghammer T.L. and DiPiro C. V., 2015, Pharmacotherapy Handbook, Ninth Edition, McGraw-Hill Education Companies, Inggris.
- Harmening, Denise, 2009, Clinical Hematology and Fundamentals of Hemostasis, F.A. Davis, ISBN 978-0-8036-1732-2
0 Comments