Stress dapat menyebabkan kecemasan yang berkaitan dengan pola hidup serta fungsi fisiologis tubuh. Stress merupakan respon non-spesifik dari tubuh terhadap tuntutan baik respon positif maupun negatif. Stress juga dapat didefinisikasn sebagai respon individu terhadap adanya stressor. Penyebab stress atau stressor dapat berupa stimulus baik esktrenal maupun internal yang berpotensi merangsang tubuh menjadi stress. Stressor dibagi menjadi tiga kategori yaitu life event, chronic stressor, dan daily hassles. Life event berupa stressor yang berasal dari kejadian yang menghasruskan peneyusaian diri dalam jangka waktu yang singkat. Chronic stressor merupakan jenis stressor yang berasal dari kejadian dalam jangka waktu lama yang membutuhkan penyesuaian diri yang cukup lama, sedangkan Daily hassless merupakan jenis stressor yang membutuhkan sedikit penyesuaian sepanjang hari yang bersangkutan (Musabiq & Karimah, 2018)

Sumber stress dalam konteks mahasiswa dapat dibedakan menjadi empat yaitu interpersonal, intrapersonal, akademik, dan lingkungan. Stress interpersonal adalah stress yang disebabkan oleh hubungan dengan orang lain, stress intrapersonal adalah stressor yang berasal dari dalam diri sendiri, stress akademik menyebabkan stress yang dipicu oleh aktivitas akademik, sedangkan stress lingkungan didapatkan oleh faktor lingkungan sekitar yang menyebabkan ketidaknyamanan. Respon dari stress yang dialami dapat berupa eustress (respon positif) dan distress (respon negatif).Stress dalam jumlah tertentu dapat memicu respon positif berupa peningkatan produktivitas individu sehingga dapat berkembang, tetapi jika sudah mencapai titik optimal stress dapat bersifat destruktif yang menimbulkan efek negatif bagi tubuh (Musabiq & Karimah, 2018)

Salah satu efek negatif stress yang berdampak pada tubuh yaitu mengganggu fisiologi pencernaan tubuh, terutama lambung. Produksi asam lambung akan meningkat pada keadaan stress. Hal ini menyebabakan iritasi pada mukosa lambung sehingga jika dibiarkan akan menyebabkan terjadinya gastritis (Ika, 2010). Hal ini sesuai dengan penelitian Tarigan (2003) bahwa terdapat hubungan antara kejadian gastritis dengan stress. Faktor psikis seperti stress mampu mempengaruhi fungsi saluran cerna sehingga menyebabkan perubahan sekresi asam lambung, mempengaruhi motilitas dan vaskularisasi mukosa lambung serta menurunkan ambang rangsang nyeri.

Kejadian stress dapat berefek negatif terhadap kesehatan lambung. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan stress pada diri. Penggelolaan stress tidak hanya terbatas pada kesehatan psikis tiap orang tetapi juga berkaitan dengan fisik dan organ. Kontrol dan kelola stress yang baik dapat menurunkan kemungkinan terhadap kesehatan lambung yang memburuk.

 

Referensi
Ika. 2010. Hubungan kecemasan dan Tipe Kepribadian Introvert dengan Dyspepsia Fungsional.
Primary Care Companion Journal Clin Psychiatry.
Musabiq, S., & Karimah, I. 2018. Gambaran Stress dan Dampaknya Pada Mahasiswa. Insight:
Jurnal Ilmiah Psikologi, 20(2), 74.
Tarigan. 2003. Perbedaan Despresi pada Pasien Gastritis. The Egyptian Journal of Hospital
Medicine


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.