Artikel Kesehatan 2020
Oleh : Arini Septaningtyas (DD 33)
Teman-teman mungkin sudah tidak asing lagi dengan kata ‘Junk Food’. Sebenarnya apa sih itu Junk Food? Junk food identik dengan makanan yang tidak sehat, memiliki kalori tinggi yang berasal dari gula atau lemak, juga memiliki sedikit serat makanan seperti protein, vitamin, mineral, atau zat bergizi lainnya
Menurut Sutrisno.,dkk (2018) Junk food adalah makanan yang mempunyai kalori tinggi tapi nilai gizinya sedikit alias minim atau sama sekali tidak ada nilai gizinya. Junk food ada didalam makanan yang tinggi kadar garamnya, tinggi lemak, mengandung soda, makanan yang mengandung bahan aditif (pengawet, pewarna, pemanis buatan, penambah cita rasa), makanan yang dimasak terlalu lama/dihangatkan berulang-ulang. Istilah junk food dalam ilmu gizi merupakan sekelompok makanan yang minim gizi, vitamin dan mineral. Kelompok makanan ini umumnya juga tinggi kalori dari lemak dan gula
Nah, selain junk food mungkin teman-teman juga sering mendengar fast food dan sering mengartikan keduanya ialah hal yang sama. Padahal, menurut salah satu Guru Besar Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB), Professor Ali Khomsan ketika menjadi narasumber Journalist Goes to Campus bersama Danone, ada perbedaan diantara keduanya meskipun apabila mengonsumsi kedua hal ini secara terlalu sering akan mengakibatkan bahaya yang sama. Fast food merujuk pada makanan cepat saji yang tinggi kandungan garam dan lemak, namun rendah serat. Fast Food merujuk pada makanan cepat saji dan meskipun sebagian besar fast food memiliki kandungan kalori dan lemak yang cukup tinggi, fast food seringkali dikombinasikan dengan aneka sayuran dan sumber protein seperti daging serta telur sehingga lebih aman dikonsumsi seperti contoh Burger yang dikombinasi dengan sayur dan daging, pizza dengan taburan sayur, dan sebagainya.
Di sisi lain, junk food merujuk pada makanan tinggi kalori namun zat gizinya rendah atau bahkan tidak ada contohnya keripik, permen, dimana ada banyak perasa, pengawet, pewarna, dan zat aditif lain yang ditambahkan didalamnya sehingga jika mengonsumsi makanan seperti ini terlalu sering akan membahayakan tubuh.
Menurut Departemen Kesehatan Government of Western Australia, mengkonsumsi junk food secara rutin dan terus menerus akan menimbulkan beberapa penyakit seperti penyakit kardiovaskuler, meningkatkan risiko obesitas, diabetes mellitus tipe II, hingga memicu kanker.
Adapun beberapa bahaya mengkonsumsi junkfood secara berlebihan diantaranya adalah:
Hipertensi / Tekanan darah tinggi
Junk food mengandung sejumlah besar natrium yang dapat meningkatkan volume darah di dalam tubuh sehingga jantung harus memompa darah lebih kuat yang menyebabkan tekanan darah lebih tinggi (hipertensi) (Sumarni, R., dkk., 2015)
Diabetes Mellitus
Gula yang terkandung di dalam junk food dan banyaknya pemanis buatan atau perasa yang ditambahkan didalam makanan akan menyebabkan kadar gula darah tinggi dan apabila hal ini terjadi secara terus menerus, tubuh akan ‘kelelahan’ dlaam memproduksi insulin untuk mengimbangi gula darah yang tinggi dan akhirnya akan terjadi hiperglikemi dan berujung pada penyakit diabetes mellitus tipe 2 dimana insulin sudah resisten dan tidak peka lagi terhadap kadar gula darah
Penyakit kardiovaskuler
Lemak yang biasanya terkandung di dalam junk food merupakan lemak jenuh/lemka jahat dan apabila terkumpul menyebabkan kadar kolestrol tubuh meningkat dan apabila terlalu banyak akan menyumbat pembuluh darah baik pembuluh darah menuju dan dari jantung yang akan memicu penyakit seperti stroke, hingga serangan jantung.
Gangguan ginjal
Junk food mengandung banyak kadar natrium/garam dan apabila ini menumpuk di dalam tubuh, akan terjadi penumpukan juga di ginjal dan membuat ginjal bekerja lebih keras bahkan ada risiko terkena batu ginjal akibat peningkatan kadar kalsium dalam urin.
Kerusakan Hepar/Hati
Mengkonsumsi junk food tanpa diimbangi dengan olahraga yang cukup terbukti dapat meningkatkan risiko terbentuknya jaringan parut di hati dan menumpuknyalemak di hati yang merupakan tanda-tanda terjadinya sirosis hati dimana hati akan mengeras dan tidak dapat lagi berfungsi sebagaimana mestinya
Meningkatkan risiko kerapuhan tulang
Makanan junk food dan minuman ringan seperti soda cenderung meningkatkan asam dalam mulut, yang memecah email gigi dan membuatnya terpapar bakteri, menyebabkan kerusakan gigi dan gigi berlubang. Selain itu, makanan junk food juga dapat melemahkan tulang dan meningkatkan risiko osteoporosis.
Setelah melihat tadi bagaimana berbahayanya makanan junk food, ada beberapa tips nih buat teman-teman dalam hal mengkonsumsi makanan agar tetap sehat bahkan di kala pandemi saat ini :
Tetap rutin memakan sayur dan buah-buahan di setiap menu yang kita makan
Mengurangi asupan baik jumlah maupun frekuensi makanan mengandung gula, lemak/minyak, dan garam (Natrium)
Meminum cukup air agar tidak mengalami dehidrasi
Hindari stress, karena pada beberapa kasus, stress akan memicu keinginan untuk makan secara berlebihan dan berakhir pada obesitas
Tidur secara teratur karena tidur akan secara tidak langsung memengaruhi nafsu makan kita
Makanlah dengan menu 4 sehat 5 sempurna, artinya jangan hanya makan dengan piring berisi karbohidrat, dan protein saja, tetapi juga harus dibarengi vitamin dan mineral yang cukup
Hindari konsumsi lemak jenuh atau makanan yang diproses dengan cara digoreng secara berlebihan, perbanyak konsumsi lemak yang menyehatkan jantung / lemak baik seperti alpukat, kacang-kacangan, dan minyak zaitun
(Priyadharsini, 2020)
Tetap jaga pola makan agar senantiasa sehat di kala pandemi ya gais!
“The food you eat can either be the safest and most powerful form of medicine or the slowest form of poison.” –Ann Wigmore.
Daftar Pustaka:
Departemen Kesehatan Government of Western Australia, 2020, Junk Food, https://healthywa.wa.gov.au/Articles/J_M/Junk-food diakses pada 14 November 2020
Priyadharsini, Indira, 2020, How to avoid eating junk food during lockdown, https://www.newindianexpress.com/cities/chennai/2020/jul/01/how-to-avoid-eating-junk-food-during-lockdown-2163593.html , diakses pada 14 November 2020
Sumarni, R., dkk., 2015, Konsumsi Junk Food Berhubungan dengan Hipertensi pada Lansia di Kecamatan Kasihan, Bantul, Yogyakarta, Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia, hlm. 59-63
Sutrisno, dkk., 2018, Edukasi Bahaya Junk Food (Makanan dan Snack) dan Jajan Sembarangan dikalangan Remaja, Journal of Community Engagement in Health, hlm. 7-10
0 Comments