Kabut asap akhir-akhir ini menjadi topik yang sering dibahas. Kabut asap yang disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan ini terjadi di beberapa wilayah yang ada di Indonesia, diantaranya Kepulauan Riau, Jambi, Palembang, Banjarmasin, Palangkaraya, dan Landak (Kompas, 2019). Kebakaran hutan dan lahan diakibatkan oleh musim kemarau berkepanjangan sehingga menyebabkan timbulnya titik-titik api (hotspot) yang mampu menimbulkan kebakaran. Selain itu, kebakaran hutan ini juga terjadi dikarenakan adanya pembukaan lahan perkebunan baru dengan cara membakar lahan (Kemenkes, 2015). Masalah ini bukan hanya terjadi baru-baru ini, tetapi masalah ini sudah terjadi sejak lama, hanya saja baru terungkap saat ini. Adanya kabut asap menyebabkan kerugian bagi masyarakat, diantaranya jarak pandang menjadi berkurang, pembatalan jadwal penerbangan, serta berbagai masalah kesehatan yang diderita oleh masyarakat.

Sumber: Google Gambar

Kabut asap ini umumnya menyebabkan 5 penyakit yang biasanya dirasakan oleh warga sekitar, diantaranya ISPA, pneumonia, asma, penyakit mata, dan penyakit kulit (Kemenkes, 2015). Asap yang berasal dari kebakaran hutan (kayu dan bahan organik lainnya) mengandung campuran gas, partikel, dan bahan kimia akibat pembakaran yang tidak sempurna. Asap kebakaran hutan mengandung beberapa gas diantaranya CO, CO2, NO2, ozon, SO2, dan lainnya. Partikel yang timbul biasanya disebut sebagai particulate matter (PM). Ukuran lebih dari 10 μm tidak masuk ke paru-paru tetapi mampu mengiritasi mata, hidung, dan tenggorokan. Sedangkan yang kurang dari 10 μm dapat masuk hingga ke paru-paru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan-bahan yang ada didalam kabut asap mampu menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Kelompok yang rentan terhadap kabut asap adalah orang tua, ibu hamil, anak-anak, serta orang dengan penyakit jantung atau gangguan pernapasan (Kemenkes, 2015).

Peningkatan penderita ISPA di Pulau Sumatera dan Kalimantan yang semakin meningkat perlu ditanggulangi agar tidak lagi menimbulkan jatuhnya banyak korban akibat kabut asap. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah bahaya yang disebabkan oleh kabut asap yang dihimpun dari CNN Indonesia diantaranya adalah :

1. Batasi Kegiatan di Luar Ruangan
Pembatasan kegiatan diluar ruangan ini diutamakan untuk masyarakat yang memiliki penyakit jantung ataupun gangguan pernapasan agar tidak terpapar oleh asap yang mampu memperparah keadaan, termasuk juga orang biasa yang juga mampu terkena dampaknya. Keadaan udara di suatu wilayah yang terkena kabut asap dapat dipantau melalui aplikasi dan juga laman resmi dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
2. Gunakan Masker
Masker ini dimaksudkan sebagai alat perlindungan diri saat terpaksa harus berkegiatan di luar ruangan. Masker yang efektif dalam menyaring polutan dari kabut asap ini adalah masker N95.
3. Tingkatkan Asupan Air Putih
Tubuh harus selalu dijaga asupan cairannya. Selain untuk mengatasi dehidrasi dan melembabkan kulit, air putih juga mampu membantu pengeluaran kotoran dan racun yang masuk ke tubuh.
4. Selalu Tutup Ruangan Sebisa Mungkin
Ruangan yang tertutup akan membatasi partikel polutan yang masuk kedalam ruangan. Untuk menjaga ruangan agar tetap terjaga kesejukannya dapat digunakan AC, jika tidak ada, maka ventilasi ruangan ditutup dengan tirai basah agar partikel polutan dapat tersaring dan pertukaran udara tetap lancar.
5. Lindungi Air Minum dan Makanan
Bahan-bahan konsumsi seperti air minum dan makanan perlu dijaga kebersihannya dari polutan kabut asap. Kabut asap yang mengandung partikel-partikel berbahaya ditakutkan bercapur dengan makanan dan minuman yang apabila dikonsumsi mampu menyebabkan masalah pada kesehatan, sehingga perlu dijaga kebersihannya.
6. Menerapkan PHBS
Perilaku hidup bersih dan sehat harus selalu diterapkan jika sedang menghadapi bahaya kabut asap. Lingkungan luar yang berbahaya akan mudah mempengaruhi kondisi tubuh. Oleh sebab itu, harus diusahakan agar tubuh tetap fit dengan istirahat yang cukup dan konsumsi makanan yang bergizi agar daya tahan tubuh meningkat sehingga tidak mudah terserang penyakit.

Sumber :
CNN Indonesia. 2019. 8 Hal yang Harus Dilakukan Saat Bahaya Kabut Asap Mengintai. Diakses pada 19 November 2019 dari <https://www.kompas.com/tren/read/2019/09/13/060000965/sejumlah-wilayah-sumatera-kalimantan-hingga-serawak-jadi-wisata-asap-?page=all>
Kemenkes RI. 2015. Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan. Diakses pada 19 November 2019 dari <https://www.kemkes.go.id/article/view/15081100002/penanggulangan-krisis-kesehatan-akibat-kebakaran-hutan-dan-lahan.html>
Kemenkes RI. 2015. Tanggap Darurat Terhadap Kabut Asap. Diakses pada 19 November 2019 dari < https://www.kemkes.go.id/article/view/15101900002/tanggap-darurat-terhadap-kabut-asap.html>
Kompas. 2019. Sejumlah Wilayah Sumatera, Kalimantan, hingga Serawak jadi “Wisata Asap”. Diakses pada 19 November 2019 <https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190920115123-255-432209/8-hal-yang-harus-dilakukan-saat-kabut-asap-mengintai>


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.