Fenomena begadang tentu bukan hal asing yang ditemui di kalangan dewasa terutama mahasiswa. Adanya tuntutan beban akademik, pekerjaan, dan kesibukan lain menggeser salah satu kebutuhan primer yaitu tidur. “Tidur penting, tapi lebih penting gimana laprak selesai tepat waktu” Mahasiswa pasti setuju dong dengan pernyataan ini. Bagaimana pun nilai bagus rasa-rasanya jauh lebih penting dari sekedar tidur cukup 8 jam sehari. Entah manajemen waktu yang kurang tepat atau memang 24 jam sehari itu memang kurang, rasanya jawaban keduanya benar ya. Lalu bagaimana dengan mengganti jam tidur malam menjadi tidur siang? Bisakah itu dibayar seperti bayar hutang?

Beberapa orang juga pasti masih percaya jika jam tidur yang kurang akibat begadang bisa diganti dengan tidur siang atau tidur di waktu lainnya. Misalnya, tidak tidur semalaman diganti dengan tidur siang selama 8 jam. Kemudian hal itu dianggap sah-sah saja sebagai mengganti hutang tidur. Bagaimana sih sebenarnya hutang tidur itu? Benarkah ada dan bisa dibayar?

Sayangnya istilah hutang tidur itu tidak ditemukan dalam sisi medis. Meski kamu tidur di siang hari dengan jumlah yang cukup setara dengan tidur yang seharusnya kamu lakukan di malam hari, ternyata hal itu tidak bisa secara sama persis menggantikan tidurmu yang hilang loh. Alasannya tidak lain karena manusia memiliki irama sirkadian, yaitu jam alami tubuh selama 24 jam. Irama sirkadian mengatur fungsi tubuh seperti suhu tubuh, kemampuan bangun, kemampuan bangun, aktivitas lambung, denyut jantung, tekanan darah, tekanan darah, kadar hormon, dan respon cahaya (Widiyono, et al., 2023). Salah satu contoh dari irama sirkadian adalah tidur di malam hari dan bangun di siang hari (Reddy, et al., 2018).

Tidur secara alami memang didesain tubuh untuk dilakukan di malam hari karena di saat itulah tubuh dapat melakukan perbaikan, penyimpanan, penumbuhan dan penyembuhan dirinya sendiri termasuk di dalamnya produksi kekebalan tubuh (Mark, 2006 dalam Harahap dan Siregar, 2023). Oleh karenanya apabila kamu sering begadang yang terasa adalah lelah, lemas, pusing, kantung mata hitam, dan pegal-pegal (Purnama, 2021). Hal ini disebabkan karena adanya gangguan pada irama sirkadian sehingga dapat menurunkan imunitas, terjadi kelelahan, kurangnya konsentrasi, dan beberapa kondisi patologik (Serin dan Tek, 2019).

Dapat disimpulkan bahwa tidur di siang hari tidak dapat menggantikan tidur di malam hari karena ada irama sirkadian yang mempunyai jam khusus dalam mengatur waktu istirahat dan aktivitas tubuh manusia. Kurangnya tidur secara terus menerus dapat berdampak kepada gangguan kesehatan hingga yang paling fatal adalah pemicu kematian (Harahap dan Siregar, 2023). Takut juga ya keseringan begadang niatnya baik buat ngerjain laprak eh malah jadi kemana-mana. Maka dari itu sebagai mahasiswa yang rentan buat punya kebiasaan begadang, kita harus mulai sadar bahwa kebiasaan tidak bagus ini harus sedikit demi sedikit dikurangi atau disembuhkan. Mulai sekarang mari kita mulai manajemen waktu yang baik demi hidup yang lebih sehat ya!

 

 

 

Daftar Pustaka

Harahap, Y.F. and Siregar, P.A., 2023. PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP BEGADANG MALAM DI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA. Indonesian Journal of Public Health, 1(3), pp.239-246.

Purnama, M.D.W., 2021. Negative Impact of Staying Up Late for Health. Jurnal Studi Keperawatan, 2(1), pp.1-3.

Reddy, S., Reddy, V. and Sharma, S., 2018. Physiology, circadian rhythm.

Serin, Y. and Acar Tek, N., 2019. Effect of circadian rhythm on metabolic processes and the regulation of energy balance. Annals of Nutrition and Metabolism, 74(4), pp.322-330.

Widiyono., 2023. A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Mahasiswa mengetahui konsep dan prinsip kebutuhan istirahat dan tidur. Konsep Keperawatan Dasar, p.1.


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.