Perkembangan teknologi saat ini berkembang begitu pesat. Kondisi ini tentunya membawa perubahan yang cukup signifikan terhadap kehidupan manusia saat ini. Era digital merupakan masa di mana sebagian besar individu menggunakan sistem digital dalam kehidupan sehari-harinya. Pada era ini lahir berbagai perangkat digital di antaranya televisi, tablet, laptop, smartphone, mesin layar digital, dan komputer. Melalui berbagai fitur canggih yang ditawarkan dalam perangkat digital, manusia mendapatkan kemudahan untuk mengakses segala jenis informasi, hiburan, melakukan segala aktivitas seperti transaksi, belanja, hingga berkomunikasi dengan individu lain di luar sana hanya dalam satu genggaman.
Berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh perangkat-perangkat digital yang tersedia saat ini membuat perubahan dalam kebiasaan manusia. Saat ini, individu dapat menghabiskan waktu berjam-jam dam menggunakan perangkat digital. Dalam beberapa tahun belakangan ini, penggunaan perangkat digital mengalami peningkatan. Berdasarkan laporan Canadian Perspective Survey Series terjadi peningkatan penggunaan perangkat TV (60% laki-laki dan 66% perempuan), internet (63% laki-laki dan 69% perempuan), dan permainan video game. Persentase peningkatan laporan waktu penggunaan layar menurun seiring bertambahnya usia. Dalam artian bahwa semakin tua usia seseorang maka waktu penggunaan layar semakin menurun. Beberapa penelitian menyatakan bahwa waktu yang dihabiskan anak-anak untuk menonton layar konten dan bermain video games mengalami peningkatan yang signifikan dari 2.6 jam/hari di tahun 2018 ke 5.9 jam/hari setelah tahun 2020. Peningkatan ini menimbulkan kekhawatiran mengingat penggunaan layar dalam jangka waktu lama dapat berdampak negatif bagi kesehatan mata. Dampak yang data ditimbulkan adalah Digital Eye Strain (DES), yaitu sekumpulan gejala gangguan kesehatan mata akibat penggunaan perangkat digital dalam waktu lama. Gejala yang muncul dapat berupa mata kering, mata terasa sakit atau tegang, sensasi terbakar pada mata, mata merah, penglihatan kabur, penglihatan ganda, dan terasa ada benda asing pada mata, mata berair, sakit kepala, dan leher lelah. Selain itu juga, DES dapat terjadi akibat radiasi cahaya biru yang dihasilkan oleh perangkat digital dapat menyebabkan kerusakan pada retina (phototoxicity). Paparan cahaya biru dari perangkat digital yang terlalu lama dapat menyebabkan degenerasi macula yang merupakan bagian penting dari retina mata. Jika degenarasi makula terjadi maka tentu akan menyebabkan gangguan penglihatan pada mata.
Berdasarkan penjelasan di atas, tentu kita sepakat bahwasanya waktu penggunaan perangkat digital yang terlalu lama akan dapat menimbulkan sejumlah gejala yang menandakan adanya gangguan kesehatan pada mata. Terlebih kita berada di era digital yang mana sebagian besar aktivitas berkaitan dengan perangkat digital. Oleh karena itu, penting untuk kita semua mengetahui tentang tips agar keshatan mata dapat tetap terjaga di era gencarnya penggunaan perangkat digital saat ini, di antaranya :
- Batasi rata-rata waktu penggunaan perangkat digital (≤ 4 jam dalam sehari)
- Atur teknis penggunaan perangkat digital : pencahayaan yang cukup, atur parameter tampilan layar (resolusi, ukuran teks, kontras, dan pencahayaan) agar nyaman untuk dilihat atau dibaca
- Terapkan strategi 20/20/20
- Duduk tegak dengan jarak layar kurang lebih 20 inchi dari mata
- Posisikan layar lebih rendah dari mata sehingga jarak pandang 15-20o di bawah ketinggian mata
- Kedipkan mata sesering mungkin untuk menghindari mata kering
- Gunakan fitur “Pelacakan waktu layar” untuk mengontrol penggunaan perangkat digital yang berlebihan
- Gunakan kacamata antireflektif
- Motivasi diri untuk sering melakukan aktivitas luar ruangan
Semoga tips di atas dapat dijalankan teman-teman semua agar kita dapat tetap menjaga kesehatan mata sehingga kita semua dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dengan tetap nyaman di tengah era digital ini.
REFERENSI
Colley, R.C. & Bushnik, T. & Langlois, K. (2020). Exercise and screen time during the COVID-19 pandemic. Health reports. 31. 3-11. https://www.doi.org/10.25318/82-003-x202000600001-eng.
Kaur, K., Gurnani, B., Nayak, S., Deori, N., Kaur, S., Jethani, J., Singh, D., Agarkar, S., Hussaindeen, J. R., Sukhija, J., & Mishra, D. (2022). Digital Eye Strain- A Comprehensive Review. Ophthalmology and therapy, 11(5), 1655–1680. https://doi.org/10.1007/s40123-022-00540-9
Rahayu, P. (2019). Pengaruh era digital terhadap perkembangan bahasa anak. Al-Fathin: Jurnal Bahasa Dan Sastra Arab, 2(01), 47-59.
Wartiningsih, M. (2023). Analysis of Screen Based Activity on Digital Eye Strain in School-Age Children in Peniwen Village, Malang, East Java. Asian Journal of Health Research, 2(1), 50-56.
0 Comments