“Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman,” ungkapan Koes Plus di lagu Kolam Susu menggambarkan kesuburan tanah Indonesia yang mampu menghadirkan beragam jenis nutrisi dalam bentuk makanan hewani dan nabati. Sayangnya, keberagaman makanan tersebut dapat menjadi resiko buruknya pola diet masyarakat yang gemar mengonsumsi makanan berlemak tanpa diikuti olahraga yang teratur. Tak heran, dikutip dari Kemenkes 2022, sebanyak 28% masyarakat Indonesia mengidap kolesterol tinggi dengan prevalensi mortalitas sebanyak 10%. Tingginya angka pengidap kolesterol pun menjadi salah satu penyebab tingginya pengidap penyakit jantung dan stroke, pembunuh dalam kesunyian atau the silent killer.

 

The “silent killer” adalah penyakit yang bermanifestasi dalam tubuh tanpa disertai gejala apapun hingga telah terjadinya komplikasi dan penyakit penyulit pada penderita. Seringkali, penderita yang mengalami kolesterol tinggi tidak akan mengetahui kondisi tersebut hingga akhirnya terjadi penyakit jantung atau stroke.

 

Kolesterol adalah molekul organik yang terbentuk dari ikatan-ikatan atom yang berfungsi sebagai komponen dinding sel dan merupakan salah satu pondasi utama kehidupan sel (Kimmel, 2019). Kolesterol memiliki esensi yang sangat penting di kehidupan namun ketika jumlah kolesterol terlalu banyak, ia akan membentuk gumpalan-gumpalan di dalam pembuluh darah. Gumpalan tersebut dapat menyebabkan penyempitan dan penurunan aliran darah. Ketika aliran darah terlalu rendah di jantung, serangan jantung dapat terjadi. Sedangkan bila aliran darah terlalu rendah di otak, stroke dapat terjadi. Maka dari itu, kolesterol merupakan akar permasalahan dari penyakit-penyakit mematikan yang menyerang dalam kesunyian.

 

Tidak semua kolesterol terdiri atas hal yang buruk. HDL, LDL, dan VLDL adalah lipoprotein yaitu kombinasi antara lemak (lipid) dan protein dengan fungsinya masing-masing.

  1. HDL adalah High Density Lipoprotein. HDL seringkali disebut kolesterol “baik” karena fungsinya sebagai transporter kolesterol ke liver.
  2. LDL adalah Low Density Lipoprotein. LDL seringkali disebut kolesterol “jahat” karena tingginya LDL dalam pembuluh darah dapat menjadi plak dan mengganggu aliran darah.
  3. VLDL adalah Very Low Density Lipoprotein yang juga sering disebut kolesterol “jahat” yang juga dapat membentuk plak dan mengganggu aliran darah.

 

Kadar kolesterol dapat menjadi tidak terkontrol akibat beberapa kebiasaan buruk seperti pola makan yang tidak sehat, rendahnya aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok. Risiko kolesterol tinggi juga dapat disebabkan karena faktor usia, keturunan, berat badan berlebih, dan ras. Faktor genetik yang dimaksud adalah individu yang memiliki familial hypercholesterolemia (FH) (National Library of Medicine, 2020) . Selain itu, konsumsi obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan kadar kolesterol yang berlebih.

 

Walaupun kolesterol disebut sebagai silent killer, ada beberapa tanda dan gejala yang seringkali ditemukan sebagai “lampu merah” tingginya kadar kolesterol. Dikutip dari Cafasso 2022, yuk simak informasi berikut dan cek kondisi kesehatanmu. Apakah kamu merasakan lebih dari 3 tanda dan gejala berikut?

  1. Xanthoma (benjolan di sekitar mata)
    Xanthoma adalah kondisi ketika lemak tumbuh berkembang di bawah kulit lebih tepatnya di kelopak mata.
  2. Rasa mengantuk yang berlebih
    Kadar kolesterol tinggi dapat menghambat aliran darah sehingga aliran oksigen tidak berjalan normal dan menyebabkan rasa kantuk yang berlebihan.
  3. Penurunan nafsu makan
  4. Kenaikan berat badan
    Meski nafsu makan cenderung menurun, namun saat kadar kolesterol dalam tubuh terlalu tinggi, dapat menyebabkan berat badan naik drastis dalam jangka waktu yang singkat
  5. Kram pada area telapak kaki, jari-jari, dan tumit.
    Selain merasa kram, saat kadar kolesterol tinggi, kaki akan terasa dingin. Biasanya rasa dingin tersebut akan memusat pada area tungkai kaki. Hal ini disebabkan oleh aliran darah yang tersumbat sehingga tidak mencapai bagian kaki sampai bawah.

 

Apabila kamu sering merasakan lebih dari tiga gejala tersebut, sebaiknya kamu mulai merubah kebiasaan-kebiasaan menjadi lebih baik lagi. Lalu, seperti apa sih kebiasaan hidup sehat yang dapat mencegah tingginya kadar kolesterol?

  1. Menjaga berat badan ideal
    Menurut penelitian Alexander B Leichtle yang dipublikasi pada American Journal of Clinical Nutrition, menurunkan dan mengendalikan berat badan dalam jangka panjang dapat mempengaruhi metabolisme tubuh terhadap kolesterol. Berat badan yang ideal dapat membantu meningkatkan penyerapan kolesterol baik (HDL) dan mencegah penumpukan kolesterol jahat (LDL)
  2. Rutin berolahraga
    Cara menurunkan kolesterol jahat bisa dilakukan dengan berolahraga minimal 30 menit per hari atau lima kali dalam seminggu. Kamu dapat melakukan olahraga ringan, seperti berjalan kaki, berenang, atau bersepeda jarak dekat.
  3. Menghentikan kebiasaan merokok
    Merokok dapat menyebabkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh meningkat. Hal ini terjadi karena zat nikotin yang terkandung dalam rokok dapat menghambat perjalanan kolesterol menuju hati untuk proses penyaringan. Akibatnya, kolesterol menumpuk di pembuluh darah, menyebabkan penyumbatan pembuluh darah, dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
  4. Membatasi asupan lemak jahat dan gula
    Mengonsumsi gula secara berlebih diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dan menurunkan kadar kolesterol baik. Untuk menghindari hal tersebut, usahakan selalu memeriksa kadar gula pada label makanan atau minuman yang akan dikonsumsi.
  5. Melakukan pemeriksaan kolesterol rutin
    Upaya ini akan membantu kamu mencegah peningkatan kadar kolesterol yang terkadang tidak disadari. Tes ini juga membantu menilai risiko penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung dan stroke.

 

Kolesterol secara diam-diam menghantui kesehatan tubuhmu, merenggut kesempatan-kesempatan emas akibat tubuh yang tidak mampu beraktivitas secara optimal, dan menyebabkan penyakit penyerta lainnya, si pembunuh dalam kesunyian. Maka dari itu, kita harus melawannya dengan menjaga kebiasaan pola makan dan olahraga yang teratur dan melakukan pemeriksaan kolesterol rutin. Yuk hidup lebih sehat dengan waspada terhadap kadar kolesterol mu!

 

Referensi

Cafasso, J. Healthline. 2022. Symptoms of High Cholesterol.

Kemenkes (2022). Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. [online] yankes.kemkes.go.id. Available at: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1743/kolesterol [Accessed 21 Apr. 2023].

Kimmel, S. (2019). Cholesterol – A Silent Killer: Don’t Let High Cholesterol Steal Your Vitality. [online] Mission Health Blog. Available at: https://blog.mission-health.org/2019/12/17/cholesterol-is-a-silent-killer-dont-let-it-steal-your-vitality/ [Accessed 21 Apr. 2023].

National Library of Medicine (2020). Cholesterol. [online] medlineplus.gov. Available at: https://medlineplus.gov/cholesterol.html