Puasa (fasting) adalah kegiatan yang dilakukan manusia untuk menahan tidak makan apapun, dan terkadang termasuk untuk tidak meminum apapun dalam kurun waktu tertentu. Puasa berhubungan namun tidak memiliki makna yang sama dengan kelaparan (starvation) dan diet, kelaparan adalah putusnya asupan nutrisi bagi tubuh karena suatu keadaan yang diakibatkan oleh lewatnya ambang batas tubuh dalam keadaan puasa – sedangkan makna diet secara sederhana adalah pengaturan pola makan/konsumsi. Puasa dilakukan banyak orang atas berbagai alasan, seperti: diet (contoh: Intermittent Fasting), kepercayaan – keagamaan (misal kewajiban Ramadhan bagi kaum Muslim) dan persiapan untuk pengecekan kesehatan (seperti untuk uji glukosa dan lipid darah) maupun untuk operasi besar tertentu (operasi Caesar untuk membantu ibu hamil melahirkan bayi, terdapat kewajiban berpuasa minimal 6 jam).
Berbagai penelitian ditemukan menunjukkan berbagai manfaat puasa bagi kesehatan, yang berkaitan dengan: sensitivitas dari Insulin (hormon pengatur gula darah), proporsi lemak tubuh termasuk lipid darah, tekanan darah, peradangan (Sanvictored, et al. 2023). Berdasarkan dunia kedokteran terkait operasi dan pengecekan kesehatan, puasa baik untuk memastikan tidak ada bias data atau ‘pengganggu’ akibat asupan nutrien pada kurun waktu yang ditentukan tenaga medis. Berbagai kepercayaan dan keagamaan di dunia menganjurkan puasa untuk membuat seorang hidup sehat, kaum Muslim misalnya memperbolehkan niat puasa Ramadhan bersama niat untuk hidup lebih sehat lewat penurunan berat badan berlebih.
Berat badan (BB) berlebih menjadi masalah kesehatan global sejak abad ke-20 menurut WHO (World Health Organization) terutama karena perubahan gaya hidup modern setelah WW II. BB berlebih yang sering disebut sebagai obesitas ini disebabkan oleh banyak faktor, seperti: porsi aktivitas fisik (seperti olahraga), jenis kelamin (wanita lebih mudah menyimpan lemak daripada pria), umur (semakin tua, laju metabolisme akan semakin sulit diatur sehingga obesitas mudah terjadi) dan faktor keturunan. Berdasarkan penelitian Munigar (2013) disimpulkan bahwa puasa Ramadhan (durasi ≥24 hari) sangat efektif untuk menangani obesitas, dimana kontribusi puasa Ramadhan sesuai panduan kesehatan, sukses menurunkan berat badan sebesar 50% dengan rerata BB turun 3,06 kg.
Puasa memang bermanfaat namun beberapa poin perlu diperhatikan bagi yang ‘rentan’ menjalankan puasa sempurna karena isu kesehatan. Untuk saat ini, penelitian terkait ‘bahaya puasa’ pada kasus kesehatan (seperti kekurangan BB, lansia/geriatrik, anak-anak/pediatrik) belum ada data mumpuni (Torelli, et al. 2023) walau untuk gejala pusing kepala sering terjadi di periode awal puasa (seperti 10 hari pertama Ramadhan) – disebabkan misalnya: hipoglikemia, dehidrasi serta penarikan diri (withdrawal) terhadap agen adiksi seperti nikotin dalam rokok dan kafein dalam kopi.
Oleh karena banyak manfaat dari puasa seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, maka puasa sangat dianjurkan bagi semua orang yang dapat melakukannya terutama jika itu menjadi kewajiban dalam menjalankan ibadah. Puasa sebenarnya dapat dilakukan untuk semua orang namun memang ada beberapa hal terkait kesehatan tubuh bagi orang-orang yang masuk dalam cakupan ‘rentan’ berpuasa terutama bagi yang terlalu muda/tua atau mengidap penyakit tertentu. Penulis kemudian membuat kesimpulan sebagai poin-poin tips untuk menjalankan puasa pada poin setelah ini.
Tips kesehatan selama menjalankan puasa: S-A-B-A-R
Perlu diperhatikan bahwa tips kesehatan yang akan penulis simpulkan setelah ini adalah secara UMUM sehingga dapat dikombinasikan dengan preferensi “puasa” masing-masing. Oleh karena itu, perlu komunikasi lebih lanjut dengan orang-orang yang lebih ahli maupun komunitas apabila terdapat pertanyaan terkait kegiatan puasa yang akan dilakukan. Untuk yang menjalankan puasa, ingat bahwa anda tidak sendiri karena selalu orang-orang ‘terdekat’ akan membantu anda dengan cara tersendiri.
Perhatian!
Hal-hal yang menyebabkan kecanduan (adiksi) yang membahayakan kesehatan, misal nikotin dalam vape atau rokok memang umumnya dilarang untuk “digunakan” selama puasa dengan alasan utama untuk tujuan menciptakan dan menjaga kondisi tubuh.
Tujuan umum puasa adalah menciptakan kondisi tubuh sehat tanpa agen-agen adiksi
Contohnya:
Puasa untuk persiapan tes kesehatan atau operasi besar HARUS di bawah pengawasan tenaga kesehatan dengan ketentuan individu yang melakukan puasa khusus tersebut mematuhi seluruh ketentuan yang diberikan seperti terkait durasi puasa, individu yang menjalankan intermittent fasting dianjurkan dilatih oleh trainer serta yang menjalankan puasa Ramadhan kepada ustadz/ah & ulama atau komunitas islami.)
S) Siapkan diri terkait niat dan tujuan untuk melakukan puasa. Poin pertama ini sangat penting. Puasa yang dilakukan oleh manusia dapat memiliki banyak niat dan tujuan, dan keduanya dapat dikombinasikan – selama komunitas yang bersangkutan telah menyetujui ‘preferensi’ dari anda untuk menjalankan suatu puasa, maka tidak masalah untuk menjalankannya. Preferensi ini bersifat sangat personal, tetapi secara umum untuk menjadi lebih sehat dengan mencapai BB ideal.
A) Atur Sahur/persiapan sebelum puasa dengan saran memperbanyak serat
B) Beri tubuh cukup “air” dan aktivitas fisik – untuk mencegah tubuh lemas tak bertenaga atau ‘begah’ karena perut terlalu penuh ketika menyudahi “puasa”. Saran untuk menjaga tubuh cukup air adalah untuk meminum “air” yang cukup yaitu 8 gelas (sekitar @ 200 ml) per hari. Pencukupan dari kebutuhan tubuh ini tidak harus dari meminum air, bisa diperoleh dari konsumsi makanan banyak air seperti sayuran dan buah-buahan. Walaupun meminum langsung segelas air putih adalah pilihan terbaik, dengan saran meminumnya dengan menyesuaikan puasa Ramadhan yaitu;
A) Atur Buka tidak berlebihan terutama terkait kandungan gula, garam dan lemak
R) Rutin, Urut, Patuh!
Referensi:
Axometrix. (n.d.). 2019. KEMENKES NEGARA INDONESIA. Media Sehat Puasa. https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Media_sehat_ puasa_1338.pdf
Munigar, Mumun. 2013. Puasa Ramadhan & Obesitas. Jurnal Health Quality (4) 1: 1-76 Sanvictored, T., Casale, J., & Huecker, M.R. (2023, July 24). Physiology, Fasting. StatPearls – NCBI Bookshelf. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534877/
Torelli P, Evangelista A, Bini A, Castellini P, Lambru G, Manzoni GC. Fasting headache: a review of the literature and new hypotheses. Headache. 2009 May;49(5):744-52.
WHO EMRO | Eat healthy throughout all your life | Nutrition site. (n.d.). World Health
Organization – Regional Office for the Eastern Mediterranean. https://www.emro.who.int/nutrition/healthy-eating/index.html
0 Comments