Kopi merupakan salah satu minuman favorit masyarakat dunia, berdasarkan dari hasil survei CNN internasional kopi menjadi salah satu minuman yang tidak terpisahkan dalam menjalani rutinitas sehari-hari, disusul oleh teh dan kola atau minuman bersoda lainnya. Bagaimana tidak, dikutip dari Good Houskeeping sebuah legenda mengatakan bahwa kopi telah dikonsumsi sejak abad ke-9, pada saat itu diceritakan seorang pengembala kambing yang mengetahui ternaknya memakan biji kopi kemudian ia mengamati ternak-ternak tersebut seakan menari bergembira alias bersemangat dan saat itulah kemudian para pengembala mulai meramu dan meracik biji kopi yang ia temui menjadi sebuah minuman yang membuat orang yang meminumnya dapat terjaga sepanjang malam. Kafein adalah senyawa yang bertanggung jawab atas hal tersebut, kafein sendiri dapat mempengaruhi ritme sirkadian tubuh yang merupakan proses internal yang memberi tahu tubuh kapan waktu untuk tidur dan kapan waktu untuk tetap terjaga, proses ini merupakan suatu siklus yang terus berlangsung setiap 24 jam. Sumber utama dari senyawa kafein alam adalah dari biji kopi, selain itu dari yang telah disinggung diatas kafein juga dapat dijumpai secara alami pada Teh, biji kakao/coklat, dan minuman ringan seperti kola atau minuman bersoda lainnya.

Kafein sendiri sering dicap sebagai zat adiktif yang sengaja dikonsumsi untuk tujuan tertentu, meskipun begitu perlu adanya batasan konsumsi kafein agar tidak berlebihan. Selain itu masih bahyak fakta mengenai senyawa kafein yang masih belum diketahui oleh banyak orang, segala macam seluk-beluk mengenai kafein masih belum banyak dimengerti, informasi tentang khasiat serta bahaya adiktif kafein masih serba simpang siur. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin memberikan informasi mengenai apa itu senyawa kafein, mekanisme kerja kafein dalam tubuh, proses terjadinya adiktif kafein/kecanduan kafein, dosis kafein yang dianjurkan, dan keamanan serta efek samping dari kafein.

Apa itu kafein?

Kafein merupakan senyawa alkaloid heterosiklik dalam golongan methylxanthine, kafein merupakan senyawa organic yang mengandung nitrogen dengan struktur siklik berupa dua cincin. Senyawa ini secara alami terbentuk dalam banyak jenis tanaman sebagai hasil dari metabolic sekunder, fungsi utama kafein dalam tumbuhan adalah sebagai pestisida alami yang melumpuhkan dan membunuh serangga yang emakan tumbuhan tersebut. Senyawa alkaloid kafein secara alami dapat dijumpai pada lebih dari 60 jenis tanaman.

Gambar rumus bagan kafein dengan rumus kimia C8H10N4O2

struktur kafein

Secara komersial kafein diproduksi dengan cara diekstraksi dari tanaman tertentu ataupu diproduksi secaa sintesis, produksi kafein bertujuan untuk memenuhinya kebutuhan kafein pada industri makanan dan minuman pada umumnya. Senyawa kafein memiliki bentuk kristal dan mempunyai rasa pahit yang bekerja sebagai diuretik ringan (membuang kelebihan garam dan air dari dalam tubuh melalui urine) dan perangsang psikoaktif (memiliki efek spesifik terhadap susunan syaraf pusat).

Mekanisme kerja kafein dan proses terjadinya Adiktif kafein

kafein merupakan senyawa yang berkerja dengan menstimulasi seitem syaraf pusat, mekanisme kafein mirip dengan hormone adenosin yang merupakan senyawa neurotransmitter inhibitor (penghambat sinyal otak) dan berikatan dengan reseptor (penerima) pada otak. Senyawa kafein menempel pada reseptor yang sama seperti pada adenosin akan tetapi tidak bekerja sebagai penghambat sinyal maupun menghambat aktifitas sel syaraf di otak, namun sebaliknya kafein bekerja dengan menghalangi adenosisn untuk berfungsi, kafein dapat mengikat senayawa adenosin di otak sehingga aktifitas otak akan meningkat yang menyebabkan pelepasan hormon efinefrin atau adrenalin, hormone adrenalin ini berperan dalam menaikkan kerja jantung, meninggikan tekanan darah, menaikkan volume atau distribusi darah ke otot, mengeluarkan glukosa dari hati, dan membuka saluran pernapasan. Reaksi adrenalin inilah yang dimanfaatkan dari kafein untuk membuat seseorang tetap terjaga ketika merasa lemas lesu ataupun mengantuk.

kafein bila dikonsumsi secara berlebih, dapat memberikan dampak dimana otak akan menghasilkan lebih banyak reseptor adenosin bersamaan dengan hal itu tubuh akan memerlukan lebih banyak asupan kafein, inilah yang menyebabkan orang mengalami adiktif terhadap konsumsi kafein alias ketagihan kafein, karena apabila kebutuhan kafein tidak terpenuhi reseptor adenosin yang semakin banyak itu akan membuat tubuh menjadi mudah lelah. Sebagai contoh, mengonsumsi 150 mg kafein dalam secangkir kopi, kandungan kafein akan berkurang menjadi 75 mg setelah 6 jam pertama, lalu kandungan kafein akan berkurang lagi menjadi 37,5 mg pada 6 jam berikutnya, saat efek kerja kafein berkurang akibat dari berkurangnya kandungan kafein, reseptor adenosin akan kembali muncul yang menyebabkan tubuh meminta asupan kafein yang baru.

Dosis kafein yang dianjurkan

Telah banyak studi atau riset yang membuktikan bahwa kafein bermanfaat untuk memulihkan stamina dan meningkatkan status keterjagaan seseorang, selain itu kafein dapat mengimbangi kemampuan kognitif yang berkurang sebagai akibat dari kelelahan ataupun kurang tidur. Dalam dosis yang rendah kafein terbukti memberikan manfaat, hasil dari riset oleh smit dan rogers (2000) dikatakan bahwa 12,5-100 mg kafein dapat memberikan efek positif dan jarang sekali memberikan efek samping yang negatif. Bedasarkan pernyataan FDA (Food Drug Administration) dosis konsumsi kafein yang diizinkan berkisar 100 – 200 mg/hari, sedangkan menurut National Standardization Agency of Indonesia  (SNI 01-7152-2006) batas maksimum kafein yang diperbolehkan dalam makanan dan minuman adalah sebesar 150 mg/hari dan 50 mg/sajian.

 

Keamanan  dan Efek samping dari kafein

Secara umum mengonsumsi kafein dalam batas yang wajar dianggap aman. Yang perlu diingat bahwa senyawa kafein ini bersifat adiktif yang dapat menyebabkan seseorang akan terus-menerus mengonsumsinya apabila tidak dikontrol dengan baik, dan pada beberapa orang dengan kondisi genetik tertentu akan lebih peka terhadap konsumsi senyawa kafein ini. Seseorang yang telalu banyak mengonsumsi kafein atau terlalu sering mengonsumsinya terutama dalam minuman kopi atau minuman berkafein lainnya, lama-kelamaan dapat menimbulkan efek samping yang disebut caffeinism, efek samping yang sering terjadi diantaranya:

  1. Caffeine withdrawal

Terjadi kerika seseorang sudah terbiasa rutin minum kopi, lalu tiba-tiba berhenti mengonsumsinya. Secara umum mengalami gejala berupa: sakit kepala, pusing, mual, cepat lelah, sulit konsentrasi, hingga suasana hati yang cepat berubah.

  1. Gelisah

Menonsumsi kafein secara signifikan dapat meningkatkan kewaspadaan, meski demikian efek samping yang dapat ditimbulkan adalah perasaan cemas dan menjadi mudah gelisah, bahkan bisa menimbulkan kambuhnya penderita gangguan kecemasan.

  1. Insomnia

Konsumsi kafein membuat penggunanya tetap terjaga dan terhindar dari rasa kantuk, akan tetapi konsumsi yang berlebihan dapat mengganggu kualitas tidur dan membuat tubuh tidak dapat tidur dengan nyenyak bahkan dapat menyebabkan insomnia.

  1. Detak jantung meningkat

Konsumsi terlalu banyak kafein menyebabkan detak jantung yang meningkat dan perubahan irama detak jantung

Terlalu banyak konsumsi kafein juga bisa memicu sakit kepala, migrain, dan tekanan darah tinggi pada beberapa individu. Pada ibu hamil senyawa kafein dapat dengan mudah melewati plasenta sehingga meningkatkan resiko keguguran atau mempersulit proses kehamilan, sehingga pada wanita hamil perlu membatasi asupannya, Perlu dicatat kafein juga dapat berinteraksi dengan beberapa obat yang dapat mempengaruhi efek obat tersebut.

Perlu diingat bahwasanya kafein juga memiliki nilai positif terhadap kesehatan, manfaat utama dari konsumsi kafein salah satunya untuk menjadikan seseorang tetap terjaga ketika merasa lemas lesu ataupun mengantuk. Mengonsumsi kafein boleh-boleh saja tetapi akan sangat penting dalam membatasi konsumsi dari kafein tersebut sebab kafein adalah stimulan yang bisa menjadi adiktif bila konsumsinya tidak dikontrol dengan baik, maka sebaiknya mengonsumsi kafein hanya pada batasan atau rentang dosis yang dianjurkan.

 

 

 

Referensi :

Alodokter,s cite, 2020, Berbagai Efek Samping Kopi yang Penting Diketahui, https://www.alodokter.com/berbagai-efek-samping-kopi-yang-penting-diketahui, diakses pada 8 Mei 2022.

Coffeeland Indonesia, 2016, 10 Fakta Menarik Tentang Kopi, https://coffeeland.co.id/10-fakta-menarik-tentang-kopi/, diakses pada 8 Mei 2022.

Honestdocs editorial team, 2020, Kafein: Manfaat, Dosis, Efek Samping, https://www.honestdocs.id/kafein-manfaat-dosis-efek-samping, diakses pada 8 Mei 2022.

Maramis, R.K., C. Gayatri, dan W. Frendly, 2013, Analisis Kafein Dalam Kopi Bubuk Di Kota Manado Menggunakan Spektrofotometri Uv-Vis, Jurnal Ilmiah Farmasi, 2 (4) : 122-128.

Smit H.J., Rogers P.J., 2000, Effects of low doses of caffeine on cognitive performance, mood and thrist in low and higher caffeine consumers, Psychopharmacology, 152(2):167-73.

Soraya, N., 2008, Isolasi Kafein Dari Limbah Teh Hitam CTC Jenis Powder Secara Ekstraksi, Skripsi, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Tempo.co, 2014, Begini Cara Kerja Kafein pada Otak, https://tekno.tempo.co/read/604175/begini-cara-kerja-kafein-pada-otak, diakses pada 8 Mei 2022.


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.